Selasa, 11 Oktober 2022

Cerita Perjalanan Menuju Pendakian Gn. Prau, Wonosobo, Jawa Tengah (Part 1)

Perjalanan dimulai dari Surabaya yang awalnya sudah aku prepare sangat rapi. Dari transportasi, biaya perjalanan sampai logistik pendakian. Dari Rumah aku brangkat jam 18:30 menuju terminal bungurasih bus tujuan langsung ke terminal Mendolo Wonosobo. Dengan percaya diri tidak akan ketinggalan bus, namun tetap saja seperti biasanya aku ketinggalan bus. Aku melihat informasi dari internet bus yang langsung ke terminal mendolo wonosobo terakhir berangkat jam 19:00 (Bus Sugeng Rahayu). Ternyata sampai disana dapat informasi dari loket kalau bus yang langsung dari Wonosobo terakhir jam 20:00 sedangkan aku sampai ke terminal bungurasih sekitar jam 20:00. Aku bersama temanku kakek (nama sebutan) diskusi terlebih dahulu setelah dapat saran dari bapak loket naik bus yang turun di Jogja. Mau tidak mau harus ganti estimasi karna sudah tidak ada bus lagi yang langsung ke Wonosobo. Harga bus Rp.210.000 per orang lumayan jauh dari estimasi yang awalnya cuma Rp.170.000. Setelah deal kita langsung diantar menuju bus Sugeng Rahayu. Udah masuk didalam kita kira busnya langsung berangkat gataunya masih nunggu, padahal pas aku tanya "langsung berangkat yaa pak?". Kata Bapak loketnya "Iya langsung berangkat". jadi buat pengetahuan bagi kalian yang belum pernah naik Bus di terminal harus hati-hati jangan sampai tertipu juga karna disana pasti banyak calo. Sudah menunggu sekitar 2,5 jam masih belum berangkat. Rasanya udah gabut banget didalam bus, ada aja drama-drama banyak sekali selama menunggu didalam bus. wkwkwkkwk yaaah mau gimana lagi kita jalani saja perjalanan kali ini. oh yaaa untuk fasilitas busnya lumayan nyaman, dapat air mineral, ber ac, ada toilet bersih. Next, Tunggu Part 2 yaaa... Terima Kasih sudah mampir :)

Kamis, 02 Juni 2022

Perjalanan 23-4


            Satu bulan perjalanan 24 tahun, Selamat untuk diri masih bertahan sampai dititik beban ini. Masih sama dengan kehidupan yang monoton, bisa dibilang semakin berat yaaa begitulah kehidupanku. Sebelum menginjak diusia 24, ketika usia 23 tahun aku tidak menuliskan apapun karna aku tidak merasakan apapun, sengaja aku alirkan begitu saja ternyata sama-sama semakin berat. Begitu banyak lika liku kehidupan yang tidak pernah aku sangka di angka 23 dan berjalan begitu saja. Susah, Senang, Duka, Sedih. Banyak penyesalan yang terjadi diangka 23 yang aku rasakan hingga sekarang.

            Aku rasakan tapi rasanya nanonano, Sulit sekali untuk dijelaskan. Kehilangan banyak sesuatu bahkan hampir saja kehilangan diri sendiri. Menyerah untuk tidak melanjutkan hidup hampir terlintas dalam isi kepala. Ada beberapa situasi yang sudah tidak bisa kuat lagi aku hadapi saat itu keadaannya benar-benar rumit. Sungguh sangat mengecewakan orang-orang terdekatku bahkan dengan diriku sendiri.

               Saat itu aku kira tidak ada pilihan lain selain mempertahankan pilihan diri sendiri. Ternyata semesta membuka semuanya bahwa keras kepalaku adalah sebuah kesalahan yang fatal aku pegang demi seseorang yang ternyata tidak pernah melihatku. Pada saat itu juga aku langsung menyalahkan diri sendiri. Namun, sudah begitu aku masih kekeh bahwa pilihanku tidak salah.

Ketika aku mau masuk di usia 24 banyak sekali yang menyadarkanku secara tidak langsung. Seiring berjalannya waktu pilihanku dipatahkan oleh seseorang yang aku pertahankan selama ini. Terkadang kehidupan ini memang lucu yaaa. Tetap selalu berterima kasih dengan semesta karna telah memberi kekuatan sampai saat ini. Pertahanan yang begitu kuat kini sudah hancur. Kali ini gagal lagi gapapa yaa.  

Minggu, 23 Januari 2022

Memulai Kembali (Part 2)

Memulai kembali, Ternyata judul ini adalah judul yang pas untuk memang segalanya harus dimulai kembali. Ada banyak hal jenis hidup dalam kehidupan setiap orang. Seperti judul memulai kembali yang ternyata lebih dari memulai kembali. Saya kira ini hanya perjalanan yang sederhana. Namun, ternyata perjalanan ini mengharuskan saya untuk bisa lebih menguatkan diri.Sebagian pembaca mungkin sangat bingung kenapa memulai kembali di part 2 ini berbeda dan tidak melanjutkan cerita tentang traveling saya sebelumnya? Karena saya mengalami banyak perjalanan lebih dari perjalanan traveling. Saya mengalami perjalanan hidup yang selalu dimulai dari 0 ke 0. Yang pernah saya mulai kembali dari 0 harus saya mulai dari 0 lagi. Titik 0 yang saya mulai selalu berakhir dengan senapan tajam untuk kehidupanku. Menerjang sebuah kegelapan bertemu Cahaya berkabut bertembus kegelapan. Setiap membuka mata selalu saja terlihat menyedihkan.Mata kehaluan sangat terlihat indah itu duri yang akan menusuk diri Saya. Kenyataan selalu bertolak belakang dengan keinginan. Semesta memang begitu. Tidak peduli mengecewakan ataupun tidak kenyataan haruslah terjadi. Ia mengerti cara mengaturnya, seperti dalang yang baik akan memberikan jalan wayang yang terbaik.Jangan terlalu mempercahayai pertemuan cahaya yang datang di pertengahan jalan karena gelap akan selalu mengintai sampai kapanpun. Diri saya akan tetap menjadi diri saya. Namun jiwa belum tentu ada pada diri. Saya yakin setiap Cahaya belum tentu terang.