kata mereka ia yang tak mungkin. pada waktu, ia membuktikan bahwa ia mampu melaluinya sendiri. emosi itu untuk mereka namun, kepuasaan ini untuk ia dirinya sendiri.
pada saat keyakinan itu belum sempurna, keadaan memaksa ia menumbuhkan keyakinan itu. tak disangka sangat sempurna.
titik dimana semesta tau ia sangat lemah. memeluk hati dalam kedamaian melalui alam semesta. ia mengerti akan kembali pada rutinitas yang menyebalkan pada akhirnya, hanya sementara. setidaknya ia sudah menepi dan menemukan tempat sunyinya.
dalam kata..
selalu.. selalu menanti kesemogaan yang akan kembali kerumah yang ia rangkai sendiri.. menit itu yang tak satupun manusia tau. dinding yang berbentuk harapan akan ia bangun dengan tangan mungilnya..
tujuan menjadikan....
aku akan kembali bukan hanya singgah. melainkan menetap.
tiap langkah yang kujalani menyuarakan.
tiap senyum sudut bangunan memandang.
suara angin yang menghembus lembut.
rintik hujan yang turun membawa pelukan.
suatu saat tempat ini akan menjadi tempat pemberhentianku.
Jogja, Laila
