Perjanan ini berawal dari tanggal 02 April 2021 sekian lama semenjak ada pandemi akhirnya saya bisa bersilaturrahmi lagi dengan alam. Terima Kasih semesta telah membawa langkah kaki ini untuk menikmati alammu yang tidak pernah habis untuk dinikmati keindahannya.
Perjanan ini hanya aku lakukan dengan satu teman perempuan menggunakan transportasi kereta api dari Surabaya Gubeng sampai St. Malang Kota Baru. Awalnya saya hanya iseng mengajak teman saya untuk naik kereta langsung balik lagi. Ternyata teman saya ingin camping, waahh kesempatan bagi diri ini untuk kembali memulai keinginan saya untuk traveling. Akhirnya kita memutuskan untuk mencari tempat yang aman dikunjungi. Saya tipe orang yang suka traveling hanya beberapa orang saja. Minim 2 orang. Teman saya mengatur destinasi tujuan dan logistik, Saya mengatur transportasi dan perlengkapan. Perjanan ini bisa dibilang nekad karna persiapan kita hanya beberapa hari saja. Saya pikir-pikir ulang "Yakin brangkat gak nih" saya bicara dengan diri saya sendiri. Sejujurnya yang membuat tidak yakin adalah pertama saya tidak suka dengan pantai, kedua informasi yang saya dapatkan di tujuan itu adalah tempat mistis, ketiga takut tidak sesuai bayangan saya. Setelah saya bisa meyakinkan diri saya sendiri bahwa selama kita bisa apa sih yang ditakutkan? toh ada semesta yang maha melindungi. Akhirnya saya memutuskan untuk tetap budal *berangkat dengan keyakinan bahwa saya harus bisa melawan rasa takut saya. Kapan lagi kalau tidak sekarang. Menunggu? Sampai kapan?. Ketika sesuatu itu tidak dilawan maka kita akan selamanya terjebak dalam sesuatu itu yang membuat kita stag disitu terus.
Jadwal Kereta Api kita jam 07:21. Saya sampai stasiun gubeng jam 07:00 sambil menunggu teman datang saya merapikan barang-barang bawaan saya. Beberapa menit kemudian teman saya sampai. Masih nata-nata barang yang perlu dimasukkan kedalam tas teman saya. Beruntungnya teman saya nggeh dengan informasi yang terdengar di speaker stasiun persiapan kerata api penataran surabaya gubeng stasiun malang kurang lebih terdengar seperti itu. Saya dan teman saya langsung lari masuk ke dalam, ternyata benar kereta api sudah siap berangkat kita diburu-diburu oleh petugasnya. Lagi-lagi setiap naik kereta api kalau tidak ketinggalan kereta ya lari-lari mengejar kereta.
Dengan nafas yang terengah-engah kita tertawa setelah menemukan tempat duduk. Menertawakan diri sendiri yang selalu mengulang kejadian yang sama. Sampai di St. Wonokromo kita bertemu dengan rombongan mahasiwa yang banyak banget dan ramai. Padahal saya berharap tidak ada orang yang duduk di depan saya. Kenyataan berkata lain. Its okay tidak apa. Berharap juga saya bisa membaca buku sambil menikmati lagu dan teman saya berharap bisa tidur. Ternyata tidak bisa, karna mungkin carier saya mendatangkan perhatian mereka jadi kita banyak ngobrol tentang pendakian, izin orangtua, film drakor, anime dan lain-lain, random laah.
Tiket turun kita di St. Malang kota lama. Tapi, kita turun di St. Malang kota baru karna ternyata tempat rental motor yang saya booking dekat dengan St. Malang kota baru. Akhirnya sampailah kita. Baru pertama kali turun di St. Malang jadi kita masih asing dengan tempatnya, mengandalkan google maps jalan kaki ternyata tidak menemukan alamatnya, saya telp orangnya dan ternyata kita salah jalan. Kita hanya bisa tertawa melihat apa yang terjadi pada perjalanan ini.
Bagiku hal seperti ini hanya perlu dinikmati dan jalani aja karna memang kita tidak bisa memaksa situasi diluar nalar manusia.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar